MANFA‘AT PUASA MENURUT PARA ILMUWAN
Puasa merupakan
ibadah yang sarat makna keikhlasan bagi seorang hamba kepada Tuhannya. Ibadah
puasa juga sebagai tanda keimanan dan ketaqwaan kita kepada Sang Pencipta.
Puasa (shaum)
yang merupakan salah satu dari lima Rukun Islam, menurut syari'at artinya menahan diri dari makan dan minum serta
berbagai hal yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga
tenggelam matahari dengan syarat tertentu yang berpedomankan pada
Al-Qur’an dan Al-Hadist guna meningkatkan ketaqwaan seorang muslim. Puasa yang
benar dan baik serta sesuai dengan ketentuan syari'at
merupakan salah satu amal ibadah yang dapat mendatangkan keridhaan Allâh
Subhânahu wa Ta’âlâ, seperti yang dinukilkan dalam hadist berikut:
Abu Said Al-Khudri radhiyallâhu ‘anhu berkata: Aku telah mendengar
Nabi shallallâhu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah (fi sabilillâh), niscaya Allâh akan menjauhkan wajahnya dari
api neraka sejauh tujuh puluh tahun.“ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Kemudian akan
disediakan pintu khusus di surga kelak, hanya bagi orang- orang yang berpuasa:
Dari Sahl bin
Sa’ad radhiyallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “Ar-Rayyan”. Orang
orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain
orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan
diseru, “Mana orang yang berpuasa?” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka
tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya,
maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (H.R.
Bukhari No. 1896 dan Muslim No. 1152).
Demikian,
beberapa dari sekian banyak manfa’at
berpuasa yang akan kita peroleh untuk kehidupan akhirat kita. Namun tahu kah
anda? Selain memiliki manfa’at
untuk kehidupan akhirat, puasa juga memiliki manfa’at yang tidak sedikit bagi kesehatan kita
di dunia. Manfa’at yang ada bukan
hanya merupakan mitos belaka, akan tetapi telah terbuktikan oleh penelitian
ilmiah para ilmuwan. Dan itu semua tentu sulit untuk terbantahkan.
Puasa memiliki
banyak hikmah dan manfa’at
untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh
dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk
bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan
kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti
sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi
hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia
mempunyai kemampuan terapi alamiah (auto service).
Puasa dapat
membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Karena, setiap saat
tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang
terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan
disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam
bentuk lemak dan glikogen.
Manusia mempunyai
cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat bertahan
selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi
energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar. Ketika berpuasa,
cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan sehingga
melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa
ini disebut peremajaan sel. Dengan meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat
untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita. Oleh karena
itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat,
lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan
baik.
Puasa sudah
diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulagi penyakit, bahkan di
amerika ada pusat puasa yang diberi nama ”Fasting Center International, Inc.”, Director
Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari
220 negara. Yang merekomendasikan puasa sebagai: (1) program penurunan berat
badan, (2) mengeluarkan toksin tubuh, (3) puasa dapat memperbaiki energi,
kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang paling terpenting meningkatkan
kualitas hidup.
Berikut beberapa
manfa’at kesehatan yang
dapat diperoleh dari berpuasa berdasarkan hasil penelitian tentang puasa oleh para ilmuwan yang di
ungkapkan secara ringkas berikut ini:
1. Allan Cott, M.D.
Seorang Orthomolecular Psychiatrists dari Amerika ini telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku “Why Fast” yang memaparkan berbagai hikmah puasa, antara lain: a) To feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental); b) To look and feel younger (terlihat dan merasa lebih muda); c) To clean out the body (membersihkan badan); d) To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak; e) To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks); f) To let the body health itself (membuat tubuh sehat dengan sendirinya); g) To relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa/melepaskan ketegangan jiwa/stres); h) To sharp the senses (menajamkan fungsi indrawi); i) To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri); j) To slow the aging process (memperlambat proses penuaan).
2. Dr. Yuri Nikolayev
Direktur
bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow ini menilai kemampuan untuk berpuasa
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu
penemuan (ilmu) terbesar abad ini. Beliau mengatakan: What do you think is the
most important discovery in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In
my opinion, the bigest discovery of our time is the ability to make onself
younger phisically, mentally and spiritually through rational fasting. (Menurut
pendapat Anda, apa penemuan terpenting pada abad ini? Jam radioaktif? Bom
exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan
seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual,
melalui puasa yang rasional).
3. Alvenia M. Fulton
Direktur
Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di Amerika Serikat tersebut menyatakan bahwa
puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara
alami. Puasa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan
fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh (fasting is the
ladies best beautifier, it brings grace charm and poice, it normalizes female
functions and reshapes the body contour).
4. Riyad Albiby and Ahmed Elkadi
Riyad Albiby yang merupakan seorang spesialis dalam bidang gastroenterology dan Ahmed Elkadi, doktor ahli geotechnical and tunnelling engineering mengatakan bahwa puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara signifikan bertambah setelah puasa.
5. Sulimami
4. Riyad Albiby and Ahmed Elkadi
Riyad Albiby yang merupakan seorang spesialis dalam bidang gastroenterology dan Ahmed Elkadi, doktor ahli geotechnical and tunnelling engineering mengatakan bahwa puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara signifikan bertambah setelah puasa.
5. Sulimami
Ahli kesehatan ini mengatakan bahwa untuk penyakit
seperti diabetes sekalipun puasa Ramadhan tidak akan berbahaya, malah
memberikan banyak manfaat. (Sulimami, dll., 1988: 549-552).
6. Jalal Saour
Beliau berpendapat bahwa berkurangnya
cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan
terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung. (Jalal,
Riyad, 1990).
7. Muzam MG., Ali M.N. dan Husain
Experts ahli bidang kesehatan ini berpendapat bahwa puasa juga
aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung. Penelitian
dilakukan oleh Muzam MG., Ali M.N., dan Husain dalam observasi terhadap efek
puasa Ramadhan terhadap asam lambung.
8. Elson M. Haas, M.D.
8. Elson M. Haas, M.D.
Direktur
Medical Centre of Marin (sejak 1984) ini mengatakan dalam puasa (cleansing dan
detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing, building (toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang “missing link” dalam diet
di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak
makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula. Sehingga
ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang
dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan,
istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi
berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari
kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol,
meningkatkan imunitas tubuh. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis,
diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung,
sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.
9. Dr. Sabah al-Baqir
Beliau dan kawan-kawan di Falkutas Kedokteran Universitas King Saud mengatakan bahwa puasa
dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress. Dia bersama tim dari Falkutas Kedokteran
Universitas King Saud melakukan studi terhadap
hormon prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang
berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada
level kortisol, prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan Ramadhan
bukanlah pekerjaan yang memberatkan dan tidak mengakibatkan tekanan mental
maupun syaraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan
waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi
pada jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul
21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin
meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan Ramadhan pukul 21.00, menurun
sampai batas terendah pukul 16.00. Sedangkan kortisol pada hari biasa mencapai
puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan Ramadhan
tidak ada perubahan berarti.
10. Dr. Ahmad al-Qadhi dan Dr.
Riyadh al-Bibabi
Beliau bersama rekannya di Amerika
melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa selama
bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif puasa yang
cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator fungsional sel-sel
getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat, walaupun jumlah
keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun prosentase jenis getah
bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh dan melawan berbagai penyakit
yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.
11. Dr. Riyadh Sulaiman
Beliau dan kawan-kawan pada tahun 1990 di
RS Universitas King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh
puasa Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak
tergantung insulin). Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa puasa bulan Ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang
signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada kontrol penyakit
diabetes diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja
bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan
serta obat-obatan.
12. Dr. Muhammad Munib
Beliau dan kawan-kawan dari Turki juga
melakukan sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim. Sampel darah
mereka diambil sebelum dan diakhir bulan Ramadhan, untuk dilakukan analisis dan
pengukuran terhadap kandungan protein, total lemak (total lipid), lemak fosfat,
asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan
unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain bahwa terjadi
penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang yang
berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak
terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab
sebelum puasa Ramadhan, kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan
zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa. Dengan keutamaan
puasa, glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang
tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat.
Sejak
zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti kata Plato
bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental. Philippus Paracelsus
mengatakan bahwa “Fasting is the greatest remedy
the physician within!”
Demikian
beberapa fakta-fakta ilmiah mengenai manfaat berpuasa bagi kesehatan.
Kesimpulan yang dapat kita ambil di sini adalah ternyata dengan berpuasa, kita
tidak hanya mendapatkan manfa'at untuk
kehidupan akhirat kita, tetapi juga bermanfaat untuk kehidupan didunia kita,
salah satunya dibidang kesehatan.
Semoga
ini semua dapat membuat kita menjadi termotivasi untuk senantiasa berpuasa
(puasa wajib maupun sunnah) dan yang paling penting adalah berpuasalah dengan
ikhlas hanya demi, untuk, dan karena Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ semata. Karena
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah sebagai alat kita untuk mengabdi
kepada Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ dan kehidupan akhiratlah yang akan menjadi
kehidupan kita yang sebenar/benarnya karena kita akan kekal didalamnya.
Diringkas dari
berbagai sumber oleh dr. Abu Hana El-Firdan dan diposting kembali di http://mutiara-edukasi.blogspot.com/.