SAJAK LIRIS UNTUK PERMATA HATI
oleh: Bapaknya Nurul Izzah dan Muhammad Hanif
Foto: dukumentasi pribadi
Hari itu gerak putar kalender menjejak di tanggal 22/07/2000
Pancaran sinar mentari pagi membuka hari
Angin sepoi berhembus menyejukkan hati
Kupandangi alam berbinar berseri
Bentangan langit biru cerah
Tanaman tetumbuhan dibaluri embun basah
Bunga-bunga segar merekah
Burung-burung di dahan bernyanyi indah
Dan ikan-ikan di kolam itupun berenang lincah
Dengan tadhorru’ dan kepatuhan penuh
kesemuanya setia mengabdi tiada pernah ada keluh
bertasbih dan menggemakan puji-pujian kepada Allah sepenuh sungguh
Dan sepagi itu dengan puji-pujian kepada Allah jua
kunantikan bersama debar rasa dan khusu’ do’a
AlhamduliLlah..., wasyukruliLlah...,
SubhanaLlah..., Allaahuakbar....
Pintu bumi atas kehendak-Nya berhasil dibukanya
Dan bayikupun terbebas dari naungan mesra
dinding-dinding hangat rahim Ibunya
Hari itu Sabtu Wage duapuluh dua sasi Juli
Disaat panas-panasnya masa krisis multidimensi
yang belum pasti bilamana ia terbang di awan tinggi
ditiup angin lepas melenyapkan diri
Kuhayat-hayati rintihan Ibumu
Keresap-resapi lengkingan tangismu
Terasa diperdengarkan olehku nyanyian syurga
Oh..., terasa alangkah syahdunya
Menangis-nangislah, duhai anakku
Sematkan senyum dikulum, wahai istriku
Menyanyilah merdu-merdu
Saat adzan-iqomah kulantunkan dipendengaran kanan kirimu
Dan do’a-do’a kubalurkan disekujur tubuhmu
Kudekap tubuhmu lilin berselimut sutra hijau biru
Menyebar semerbak harum mawar aroma tubuhmu
Oh..., terasa alangkah lembutnya
Selamat datang di bumi, duhai anakku
Bersyukurlah sepenuh hati, wahai istriku
Bersenandunglah merdu-merdu
Duhai bayiku, anakku, permata hatiku....
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga suci murnimu
Wahai bayiku, anakku, permata hatiku
Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi putih bersihmu
Dalam menjalani pengabdian dan perjuangan hidup di dunia fana
Menuju keabadian akhirat yang kekal tidak ada ujung waktunya
Bayiku, anakku, permata hatiku
Nafas barumu akan terbiasa
dengan udara kebebasan yang membuat jiwa
liat luar biasa mengarungi cakrawala
Tegak tegarlah jiwamu, duhai anakku
Tabah sabarlah hatimu, wahai istriku
Kebebasan kini membahana di atas cakrawala
Kebebasanmu kini hanya berbatas kebebasan pula
Hidupkanlah sukmamu, duhai anakku
Nyalakanlah semangatnya, wahai istriku
Damailah hatimu, beninglah jiwamu
Berlagulah merdu-merdu
Wahai penyejuk pandang mata hatiku
Telah digenapkan satu tahun perjalanan hidumu
Telah dikurangkan satu tahun jatah umurmu
Selamat memperingati detik, menit, jam hari,
bulan dan tahun engkau dihadirkan di bumi
Semoga engkau diperkenankan Allah Rabbul Izzati
mengalami kelahiran dan kelahiran baru lagi
Kan kusambut engkau dengan bunga warna-warni
Buat penawar hati yang manis kurindui
Wahai “Fatimah Az-Zahra” ku
Dihari ulang tahunmu tak bisa Bapak memberimu apa-apa
selain kasih sayang dan cinta sederhana sekedarnya hanya
Dihari bahagiamu tak mampu Bapak menghadiahkan apa-apa
kecuali untaian sajak liris dan selantun do’a yang kulangitkan cuma
Yaa Allah Yaa Khaaliku, Yaa Baariu, Yaa Mushawwiru
Di dalam peti besar yang bernama bumi ini
Ditengah hiruk pikuk zaman yang dirasuki
kebusukan dan kebodohan ini
Ditengah zaman yang dihantui
oligarkiisme dan kapitalisme ini
Ditengah zaman yang disergap
materialisme dan hedonisme ini
Ditengah zaman yang diporak porandakan
oleh penjajahan dan penjarahan ini
Rasukkanlah istiqomah dan muthma’innah
ke dalam qalbu anak titipan-Mu ini
Yaa Allah Yaa Khaaliqu, Yaa Baariu, Yaa Mushawwiru,
Wahai Engkau Yang Maha Pencipta, Wahai Engkau Yang Maha Menata ciptaan-Mu
Wahai Engkau Yang Maha Memperindah tatanan ciptaan-Mu,
Tancapkan dan teguhkan aqidahnya dalam hati
Perindahlah, percantiklah akhlaq dan budi pekerti
anak amanah-Mu ini Yaa Allah
Tanami ladang anak rahmat pemberian-Mu ini
Hiasi hati dan jiwa permata hati kami
dengan keinsyafan Adam, ketahanan Nuh,
kecerdasan Ibrahim, ketulusan Ismail,
ketabahan Ayyub, kearifan Ya’kub,
keadilan daud, keperkasaan Sulaiman,
kesabaran Yunus, kelapangan Yusuf,
kesungguhan Musa, kefasihan Harun,
kebeningan Khidir, kesucian Isa,
kematangan Muhammad
Yaa Allah Yaa Khaaliqu, Yaa Baariu, yaa Mushawwiru,
Tanami ladang anakku, yaa Allah,
Yaa, anak kehidupan ini
Didalam pengembaraan, penghambaan dan pengabdian hidupnya
sepenuhnya kepada-Mu
(Mohon ampun Yaa Allah jikalau do’aku berlebihan).
Aamiin tsumma aamiin.
Kali-Buol, di salah satu bilik Asrama Siswa SMA Negeri 2 Biau;
Saat suasana malam menyayup dan hening mengguratkan rindu,
dini hari, Dua puluh dua Juli Dua ribu satu yang biru.
Bapakmu, yang terbata-bata mengeja waktu,
yang tertatih-tatih menjalani kehidupan yang berlagu.
#Dan ulang tahun adalah sebuah momentum untuk berkaca di danau kehidupan.
@mBak Izzah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
membimbingmu dalam menuntut ilmu pengetahuan dan menempuh
kebaikan. Semoga pula Allah Subhanahu wa Ta’ala
menjaga dan meneguhkan imanmu, menghidupkan
jiwamu, mencerdaskan
akalmu, menajamkan
pikiranmu, dan menjernihkan
hatimu. Ãmïn tsumma ãmïn....