REHAT SEJENAK
Mari kita rehat sejenak di sini. Di rumah bahagia tempat kita pulang selepas menjalani rutinitas kerja dan dinamika pekerjaan. Setelah menyusuri perjalanan panjang melelahkan, memang secara berkala kita perlu jeda. Kita butuh rehat sejenak. Kita sudah selayaknya memerlukan saat-saat itu; dimana kita bisa melepaskan penat dari rutinitas yang padat dan kerja yang menguras stamina. Jeda dan rehat itu bukan untuk berdiam diri dan nyaman rebahan tanpa berbermanfa’atan. Karena pekerjaan di satu dan lain sisi menanti dan mendesak diberestuntaskan. Sebab, kita memerlukan waktu khusus untuk terus menggali grand idea, menyusun kembali grand design, menentukan grand strategy, dan melakukan grand control.
Mari kita rehat sejenak. Kita butuh mengambil peluang itu untuk muhasabah dengan tenang. Menjaga jarak dengan diri untuk lebih mengenali siapa diri kita serta semakin mendekat dan mengenali Tuhan kita. Berkontemplasi, melihat ke diri, mawas diri, introspeksi, refleksi, evaluasi. Mengendap sejenak untuk memahami makna dan mengevaluasi amalan-amalan kita. Juga dalam rangka membedah kesalahan, kekhilafan, kelemahan, dan kekurangan diri kita demi pembenahan dan perbaikan kedepannya. Hari ini mesti lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok haruslah lebih baik daripada hari ini dan kemarin.
Di tengah jalan juang ini, kita memang perlu waktu rehat sejenak untuk merenung, menghayati, bersolilokui, serta menyelami relung hati terdalam dan telaga akal fikiran kita. Hal itu kita azzamkan untuk mengetahui apa yang sebenarnya kita butuhkan, apa yang murni kita perlukan, apa yang sejatinya kita dambakan. Guna memperoleh inspirasi imaji, mendapatkan gagasan dan pemikiran matang, menemukan inovasi dan kreatifitas aktual. Dan, bisa pula kita gunakan untuk merancang mimpi-mimpi besar untuk diwujudkan.
Insya Allah, rehat sejenak tidak sampai membuat kita tertinggal. Kadang rehat adalah waktu untuk mengambil ancang-ancang berlari kencang mengejar tujuan. Saat menghela nafas untuk melompat lebih tinggi. Kita memerlukan rehat sejenak ini, juga kita manfa’atkan untuk memupuk kemampuan adaptasi, menyusun keserasian, menata keselarasan, dan menjaga keseimbangan. Sejenak mengistirahatkan diri, membangun kekuatan agar tangguh menghadapi tantangan.
Saat rehat sejenak itu pula kita bisa men-charge ulang jasadiyah, fikriyah, ruhiyah kita dengan energi baru, tekad baru, harapan baru, keberanian baru, dan keyakinan baru. Pun juga kita gunakan untuk melakukan persiapan-persiapan untuk ayunan arah langkah-langkah mantap tegap kita ke depan. Disamping itu untuk merencanakan program agenda kegiatan demi kemajuan dan kesuksesan pada saat kekinian dan dimasa hadapan.
Kemajuan dan kesuksesan yang kita bangun itu hendaknya adalah kemajuan dan kesuksesan yang sifatnya tidak hanya individu. Namun kemajuan dan kesuksesan bersama. Nah, untuk keadaan yang berkemajuan dan meraih kesuksesan bersama itu mari kita bergerak dan membangun mulai dari diri kita sendiri untuk memudian membangun dan mengembangkan lembaga, organisasi, institusi kita. Dalam scope yang lebih luas lagi, kita lakukan untuk masyarakat, bangsa, dan negara kita ini. Dan usaha ini mesti kita kerjakan secara berjama’ah. Dengan semangat kolektif kolegial dan kolaboratif komunal. Tidak boleh nafsi-nafsi dan jangan berjalan sendiri-sendiri. Mari bersinergi. Moving, building, and developing together. Bersatu dan menyatu tidak hanya fisik raganya tetapi juga ruh jiwanya, akal fikiran dan hatinya juga. Hal itu kita dedikasikan untuk menjalankan misi, mewujudkan visi, tujuan, dan cita-cita bersama. Untuk meraih esensi, mencapai substansi, menuju hakiki.
Jalan dan perjalanan menuju pengejawantahan mimpi harapan, obsesi melunasi janji itu tidaklah pernah mudah dan bukanlah ringan. Sulit dan berat.
Wajib bagi kita meneguhkan niat dan mengukuhkan tekad. Keikhlasan, kesabaran, dan kesyukuran adalah prinsip dan sikap yang musti diamalkan tanpa penawaran. Menancapkan konsistensi, menajamkan komitmen, menegaskan integritas merupakan urgensi. Merawat keuletan, mengistiqomahkan ketekunan, memastikan kesungguhan, menggelorakan kegigihan adalah keniscayaan.
Dan selanjutnya, dengan kesempatan yang diberikan, mari kita gunakan untuk berkontribusi sepenuh sungguh dan mendedikasikan diri seutuh hati. Kesempatan yang berharga ini kita jadikan momentum pembaharuan, perubahan dan kebangkitan untuk keadaan dan peradaban lebih baik, lebih benar, lebih lurus, lebih indah dengan aksi-aksi atau kerja-kerja kongkrit di medan juang.
Menyudahi tulisan pendek ini, saya kutip baris akhir yang menggugah dan mengubah dari sajak W.S. Rendra 'Paman Doblang' yang lahir dari jeruji besi Penjara Guntur: "... dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata."
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa membimbing, memberikan petunjuk, menurunkan pertolongan, merahmati, memberkati serta meridhoi niat ibadah dan amal perjuangan kita. Aamiin…
Oleh: Mokh. Ngisom Musurur
Tulisan ini terselesaikan pada Senin, 27 Desember 2021, pukul 20:40 WIB
Di rumah yang semoga dianugerahi kesakinahan, ditaburi cahaya, dan dilimpahi kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar