Apresiasi,
Autokritik, Refleksi, Resolusi, Ekspektasi (Catatan Kecil untuk Visi Besar)
Syukuri
apa yang sudah kita kerjakan dan dicapai, maknai dan hikmahi semua yang telah terjadi,
ikhlasi dan imani segala ketetapan taqdir Illahi.
Right is
right, wrong is wrong; but we have to love our Country, we must love our Nation.
Kita harus mengakui bahwa Indonesia saat ini “amoh nemen”. Kita kudu tahu bahwasanya Indonesia tidak baik-baik saja. Kita musti sadar bahwa sebenarnya Indonesia rusak (parah). Dan, bahaya atau celakanya bangsa dan negara Indonesia adalah karena Rakyatnya tidak menyadari kalau Bangsa dan Negara kita tercinta ini dalam keadaan bahaya atau celaka. Krisis akhlaq mewabah di mana-mana yang memprihatinkan, ketidakadilan yang melukai nurani, kedholiman yang merajalela, rusaknya tata cara bernegara dan malpraktik pemerintahan, korupsi yang menggurita, ketimpangan sosial yang menganga, hutang menggunung yang membebani Rakyat dan Negara, pemiskinan yang memenderitakan, pembodohan yang tidak kunjung dimengerti, demokrasi yang dikebiri, amanat reformasi yang dikhianati, multi penjajahan di semua lini, pada segala bidang, dari seluruh penjuru, dan kejahatan serta keburukan lainnya. Ini tantangan perjuangan. Kita mesti peduli untuk turun angan dan turun tangan. Akar celaka tidak bisa tidak harus dienyahkan; sumber bahaya bisa tidak bisa mesti mesti kita musnahkan. Kesewenang-wenangan harus kita tentang. Ketidakadilan mesti kita lawan. Kedholiman musti kita hadang. Kerakusan mesti disingkirkan. Keburukan wajib ditinggalkan, kebaikan wajib dijalankan. Kerusakan harus kita
dandani bersama. Kesalahan jangan sampai terulang. Salah satunya kesalahan bangsa ini adalah selalu
saja salah memilih pemimpin yang terus berulang-ulang. Justru kenapa selama ini "penguasa" musang berbulu domba yang menjerumuskan Bangsa dan Negara ini ke jurang kehancuran yang memilukan dan memedihkan yang mayoritas Rakyat pilih dan menangkan. Kali ini bersihkan hati, jernihkan pikiran, gunakan hati yang bening dan akal waras, istikhoroh, memohon hidayah Allah
agar tidak lagi salah. Camkan ini: Pemilu jangan sampai berakibat pilu. Renungkan: Dalam waktu 5 jam kita salah pilih, kita memilih orang jahat, orang curang, orang dholim, orang pembohong; 5 tahun, 10 tahun kita akan menerima akibat kesengsaraan dan penderitaan. Fahami dan mengerti itu. Dakwah al amr bil ma'ruf wan nahy 'anil munkar wajib menjadi peradaban. Menegakkan yang haq dan menghentikan yang bathil harus diteguhkan. Kita wajib sangat serius, terstruktur, sistematis, dan masif dalam melakukan gerakan penyadaran, pencerahan, dan pencerdasan kehidupan Bangsa dan Negara. Kita wajib mengokohkan iman dan taqwa.
Kita harus meningkatkan kapasitas dan menumbuhkan kualitas. Bikin kebaruan dan pembaharuan. Melakukan perubahan ke yang lebih baik dan benar. Tidak ada pilihan bagi kita: Mau berubah atau kita punah.
Semoga
Bangsa dan Negara Indonesia tercinta, terkasih, dan tersayang menjadi Bangsa dan Negara yang diridhoi
Allah Subhanahu wa Ta'ala, dijaga dan dilindungi oleh-Nya, dihadirkan pemimpin yang shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah yang dimampukan membawa keadilan semesta dan kesemakmuran yang merata. Menjadi Bangsa dan Negara yang masyarakatnya selalu bersyukur dan terus ditambahi nikmat dan rahmat, adil dan penuh keadilan, sakinah, damai,
sejahtera, terjadi, dicurahi taburan-taburan rahmah, dilimpahi berlapis-lapis keberkahan dari-Nya.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar