SUDAHKAH
PANCASILA MENJADI PAMEO?
Ilustrasi: http://coretanpinggir.wordpress.com/ di http://www.dagelanwayang.com/
Bangunlah Putra
Putri Ibu Pertiwi" –bagi yang ingin menyimaknya, silakan mengunjungi: http://www.youtube.com/watch?v=W3hAEKRn-Ag–, Bang ... "Garuda bukan burung perkutut. ... Pancasila itu
bukanlah rumus kode buntut."
Sementara Cak Nun (–bagi yang ingin membacanya, pembaca dapat membuka di: http://www.maiyah.net/2009/03/persoalan-persoalan-kebudayaan-konkret.html– menyatakan: ... "Dengan demikian Pancasila tidak menyediakan jawaban bagi pertanyaan kebudayaan Indonesia. Ia justru menunggu jawaban itu: ia adalah ruh yang menunggu badannya tiba
Sementara Cak Nun (–bagi yang ingin membacanya, pembaca dapat membuka di: http://www.maiyah.net/2009/03/persoalan-persoalan-kebudayaan-konkret.html– menyatakan: ... "Dengan demikian Pancasila tidak menyediakan jawaban bagi pertanyaan kebudayaan Indonesia. Ia justru menunggu jawaban itu: ia adalah ruh yang menunggu badannya tiba
tanpa memiliki model praktis dan praksis dalam memecahkan persoalan hidup masyarakat
dan masalah kehidupan berbangsa bernegara. Pancasila kita relakan diserang neo kolonialisme, imperialisme, materialisme, kapitalisme; kita biarkan diciderai oleh hedonisme, sekularisme, pluralisme salah wacana, dan liberalisme membabibuta dengan cara licik pula. Pancasila diam-diam mitos yang pelan-pelan menjauh dari tujuan atau cita-cita
masyarakat Indonesia. Pancasila hanyalah sekedar kata-kata yang
dihafal-hafal anak-anak TK dan SD kakak-kakanya. Pancasila cuma menjadi sebuah
jargon yang secara koor ramai-ramai dikomat-kamitkan anak-anak sekolah beserta
guru-gurunya serta para pegawai dikantornya pada saat upacara, tanpa
penghayatan, tanpa pengamalan. Pancasila
sekarang letaknya ada di pantat anak-anak muda kita. Pancasila bahkan diinjak-injak
oleh sepatu para penguasa. Pancasila menjadi sekedar gambar pajangan di
dinding kantor dan sekolah, berada di antara foto Peresiden SBY dan Boediono
wakilnya. Apakah Pancasila memang sudah menjadi semacam pameo? Dan Pancasila pun kini nelangsa,
Pancasila hatinya menderita, Pancasila terluka perasaanya, Pancasila bersedih
nuraninya, Pancasila merintih sukmanya.... Ha... ha... ha... ha... ha....
Salam blogger persaudaraan.
Cak Ngisom
Salam blogger persaudaraan.
Cak Ngisom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar