REFORMASI YANG TIDAK MENGAKAR DAN KEBABLASAN
Oleh: Mokh Ngisom Musurur (@mokh_ngisom_msr)
Kekuasaan yang
dikangkangi rezim otoritarianisme dan fasisme yang berkuasa lebih dari tiga
dasa warsa tumbang. Rezim ‘Orde Baru’ dengan icon nya Soeharto lengser. Lalu
lahirlah anak kandung sejarah Ibu Pertiwi bernama ‘Reformasi’ yang menyejarah.
Dan orde reformasi kini sudah berlangsung dan berjalan 15 tahun.
Reformasi yang
telah diperjuangkan dengan darah dan air mata tentu saja bertujuan melakukan kerja-kerja perubahan dan perbaikan ke arah
lebih baik dan benar meliputi segala hal, berupa sistem, mekanisme, aturan,
kebijakan, tingkah laku, kebiasaan, cara-cara, atau praktik. Sayangnya spirit reformasi dengan cita-citanya yang murni pelan-pelan dimanipulasi. Agenda
reformasi tinggal catatan sejarah dan terkesan dikhianati. Perjalanannya yang belum
mencapai keberhasilan, tiba-tiba berhenti dan mati suri.
Photo: http://www.indonesiamedia.com/
Pada perjalanan
kurun waktu berikutnya, amanat reformasi pelaksananya lupa akarnya dan tidak mengakar serta arahnya sudah tidak on the right track dan kebablasan. Telah tercerabut dari akarnya karena melupakan ruh reformasi; dan kebablasan karena gerak langkahnya jauh melenceng dari cita-cita reformasi. Masyarakat kelas bawah dan cita-cita penyejahteraan dan keadilan sosial terabaikan. Visi dan misi
menjadikan bangsa Indonesia yang diberkahi Allah Ta'ala, adil, beradab, bermartabat,
mandiri, dan sejahtera masih jauh api dari panggang. Sistem ekonomi pembangunannya
kapitalisme liberal dan sistem politik pemerintahannya pun cenderung
oligarkis dan predatoris.
Kata reformasi
digadaikan, hanya diperdagangkan dengan harga jual rendah dan murah. Reformasi diperkosa menjadi sekedar jargon dan diperdaya menjadi sebatas slogan. Ia hanya dikumandangkan
untuk memenangkan pertarungan politik, kepentingan sempit segelintir orang dan
kelompok, dan memoles citra.
Supremasi hukum belum tegak,
penegakan hukum tidak berlaku adil dan tebang pilih. Kejahatan kemanusiaan, tindak kekerasan, kasus penghilangan orang, dan pembunuhan
aktivis proses peradilannya kabur di tengah jalan tanpa jelas ujung pangkalnya. Pemberantasan dan penuntasan kasus-kasus KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) masih setengah hati, dan bahkan
praktiknya semakin menjamur merajalela di sana sini. Semakin hari, kejahatan ekonomi semakin
marak terjadi. Ditambah lagi kian rusaknya budaya demokrasi yang jauh dari
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan merosotnya peradaban
politik yang berkeadilan dan berperikemanusiaan. Otonomi berubah menjadi
kerajaan-kerajaan dan penguasa-penguasa kecil di daerah.
Harusnya Indonesia dengan para pengendali dan pengemudi yang telah diberikan
amanah dan kepercayaan benar-benar memanfaatkan momentum reformasi ini. Jangan
sampai usaha dan perjuangan rakyat semesta bersama mahasiswa yang berdarah-darah
dan berapi-api dalam memperjuangkan reformasi ini menjadi gagal dan sia-sia.
Kalau sudah begini kita warga bangsa yang masih memiliki cinta kasih
sayang, pikiran bersih hati nurani jernih, keikhlasan bekerja, jujur, adil
sikapnya, amanah, cerdas, berintegritas, berkomitmen, peduli, idealis, sadar akan tanggung jawab memperbaiki negeri dan menginginkan Indonesia
tidak terjungkal menjadi negara gagal untuk segera turun tangan lebih keras dan
hebat lagi untuk mengembalikan
agenda dan ruh reformasi. Ayo bangkit dan siapkan energi untuk
revolusi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar