IBU, CINTA DAN REFORMASI
ibu, tak bisa aku ungkapkan
sekedar dengan kata-kata
seberapa besar cintaku kepadamu
sedang beban rindunya saja
betapa berat aku menyangganya
tetapi justru dengan beban rindu yang berat
jiwa dan azzamku tumbuh kokoh kuat
cintaku menjelma do'a, munajat dan azimat
ibu, jika cinta adalah sebuah reformasi
maka, kuniatkan diriku menjadi pejuang
untuk memenuhi janji kemerdekaan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, sejahtera
meski harus kubayar dengan luka dan air mata
namun aku memiliki keyakinan, ibu
bahwa kita sebagai entitas bangsa dan negara
in syaa Allah, dianugerahi keberkahan dan jiwa bahagia
maka, kuniatkan diriku menjadi pejuang
untuk memenuhi janji kemerdekaan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, sejahtera
meski harus kubayar dengan luka dan air mata
namun aku memiliki keyakinan, ibu
bahwa kita sebagai entitas bangsa dan negara
in syaa Allah, dianugerahi keberkahan dan jiwa bahagia
Mokh. Ngisom Musurur, 21 Mei 2023
Sumber photo flyer: https://nasional.kompas.com/image/2018/05/18/06060041/20-tahun-reformasi-kisah-mahasiswa-kuasai-gedung-dpr-pada-18-mei-1998?page=1
Sumber puisi pada flyer: Dari Sang Penyair, Buku Puisi-Puisi Teguh
Esha “INDOSARA”, Penerbit: Teguh Esha, Sponsor: Hariman Siregar and InDEMO
(Indonesian Democracy Monitor), Jl. Lautze, No. 62 C, Jakarta Pusat, Cetakan
ke-1, Desember 2015, hal. 16.
Artikel tambahan yang menarik dibaca dan perlu:
✿
Reformasi Belum Selesai!
✿ Di
Bawah Bendera Reformasi
⇒ https://issuu.com/tifafoundation/docs/di_bawah_bendera_reformasi_1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar