Halaman

Senin, 22 Juli 2013

Sajak Liris untuk Permata Hati

SAJAK LIRIS UNTUK PERMATA HATI
oleh: Bapaknya Nurul Izzah dan Muhammad Hanif

Foto: dukumentasi pribadi


Hari itu gerak putar kalender menjejak di tanggal 22/07/2000
Pancaran sinar mentari pagi membuka hari
Angin sepoi berhembus menyejukkan hati
Kupandangi alam berbinar berseri
Bentangan langit biru cerah
Tanaman tetumbuhan dibaluri embun basah
Bunga-bunga segar merekah
Burung-burung di dahan bernyanyi indah
Dan ikan-ikan di kolam itupun berenang lincah
Dengan tadhorru’ dan kepatuhan penuh
kesemuanya setia mengabdi tiada pernah ada keluh
bertasbih dan menggemakan puji-pujian kepada Allah sepenuh sungguh

Dan sepagi itu dengan puji-pujian kepada Allah jua
kunantikan bersama debar rasa dan khusu’ do’a
AlhamduliLlah..., wasyukruliLlah...,
SubhanaLlah..., Allaahuakbar....
Pintu bumi atas kehendak-Nya berhasil dibukanya
Dan bayikupun terbebas dari naungan mesra
dinding-dinding hangat rahim Ibunya
Hari itu Sabtu Wage duapuluh dua sasi Juli
Disaat panas-panasnya masa krisis multidimensi
yang belum pasti bilamana ia terbang di awan tinggi
ditiup angin lepas melenyapkan diri
Kuhayat-hayati rintihan Ibumu
Keresap-resapi lengkingan tangismu
Terasa diperdengarkan olehku nyanyian syurga
Oh..., terasa alangkah syahdunya
Menangis-nangislah, duhai anakku
Sematkan senyum dikulum, wahai istriku
Menyanyilah merdu-merdu

Saat adzan-iqomah kulantunkan dipendengaran kanan kirimu
Dan do’a-do’a kubalurkan disekujur tubuhmu
Kudekap tubuhmu lilin berselimut sutra hijau biru
Menyebar semerbak harum mawar aroma tubuhmu
Oh..., terasa alangkah lembutnya
Selamat datang di bumi, duhai anakku
Bersyukurlah sepenuh hati, wahai istriku
Bersenandunglah merdu-merdu

Duhai bayiku, anakku, permata hatiku....
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga suci murnimu
Wahai bayiku, anakku, permata hatiku
Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi putih bersihmu
Dalam menjalani pengabdian dan perjuangan hidup di dunia fana
Menuju keabadian akhirat yang kekal tidak ada ujung waktunya

Bayiku, anakku, permata hatiku
Nafas barumu akan terbiasa
dengan udara kebebasan yang membuat jiwa
liat luar biasa mengarungi cakrawala
Tegak tegarlah jiwamu, duhai anakku
Tabah sabarlah hatimu, wahai istriku
Kebebasan kini membahana di atas cakrawala
Kebebasanmu kini hanya berbatas kebebasan pula

Hidupkanlah sukmamu, duhai anakku
Nyalakanlah semangatnya, wahai istriku
Damailah hatimu, beninglah jiwamu
Berlagulah merdu-merdu

Wahai penyejuk pandang mata hatiku
Telah digenapkan satu tahun perjalanan hidumu
Telah dikurangkan satu tahun jatah umurmu
Selamat memperingati detik, menit, jam hari,
bulan dan tahun engkau dihadirkan di bumi
Semoga engkau diperkenankan Allah Rabbul Izzati
mengalami kelahiran dan kelahiran baru lagi
Kan kusambut engkau dengan bunga warna-warni
Buat penawar hati yang manis kurindui
Wahai “Fatimah Az-Zahra” ku
Dihari ulang tahunmu tak bisa Bapak memberimu apa-apa
selain kasih sayang dan cinta sederhana sekedarnya hanya
Dihari bahagiamu tak mampu Bapak menghadiahkan apa-apa
kecuali untaian sajak liris dan selantun do’a yang kulangitkan cuma

Yaa Allah Yaa Khaaliku, Yaa Baariu, Yaa Mushawwiru
Di dalam peti besar yang bernama bumi ini
Ditengah hiruk pikuk zaman yang dirasuki
kebusukan dan kebodohan ini
Ditengah zaman yang dihantui
oligarkiisme dan kapitalisme ini
Ditengah zaman yang disergap
materialisme dan hedonisme ini
Ditengah zaman yang diporak porandakan
oleh penjajahan dan penjarahan ini
Rasukkanlah istiqomah dan muthma’innah
ke dalam qalbu anak titipan-Mu ini

Yaa Allah Yaa Khaaliqu, Yaa Baariu, Yaa Mushawwiru,
Wahai Engkau Yang Maha Pencipta, Wahai Engkau Yang Maha Menata ciptaan-Mu
Wahai Engkau Yang Maha Memperindah tatanan ciptaan-Mu,
Tancapkan dan teguhkan aqidahnya dalam hati
Perindahlah, percantiklah akhlaq dan budi pekerti
anak amanah-Mu ini Yaa Allah
Tanami ladang anak rahmat pemberian-Mu ini
Hiasi hati dan jiwa permata hati kami
dengan keinsyafan Adam, ketahanan Nuh,
kecerdasan Ibrahim, ketulusan Ismail,
ketabahan Ayyub, kearifan Ya’kub,
keadilan daud, keperkasaan Sulaiman,
kesabaran Yunus, kelapangan Yusuf,
kesungguhan Musa, kefasihan Harun,
kebeningan Khidir, kesucian Isa,
kematangan Muhammad
Yaa Allah Yaa Khaaliqu, Yaa Baariu, yaa Mushawwiru,
Tanami ladang anakku, yaa Allah,
Yaa, anak kehidupan ini
Didalam pengembaraan, penghambaan dan pengabdian hidupnya
sepenuhnya kepada-Mu
(Mohon ampun Yaa Allah jikalau do’aku berlebihan).
Aamiin tsumma aamiin.

Kali-Buol, di salah satu bilik Asrama Siswa SMA Negeri 2 Biau;
Saat suasana malam menyayup dan hening mengguratkan rindu,
dini hari, Dua puluh dua Juli Dua ribu satu yang biru.
Bapakmu, yang terbata-bata mengeja waktu,
yang tertatih-tatih menjalani kehidupan yang berlagu.

#Dan ulang tahun adalah sebuah momentum untuk berkaca di danau kehidupan.

@mBak Izzah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membimbingmu dalam menuntut ilmu pengetahuan dan menempuh kebaikan. Semoga pula Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga dan meneguhkan imanmu, menghidupkan jiwamu, mencerdaskan akalmu, menajamkan pikiranmu, dan menjernihkan hatimu. Ãmïn tsumma ãmïn....

Sedang Tuhan Pun Memanggil-manggil Hamba-Nya untuk Bertaubat


"Ada pintu yang teramat luas di antara pintu-pintu dalam Islam, ia adalah ‘pintu taubat’. Dan ia senantiasa di buka lebar-lebar oleh Allah Maha Penyayang, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat". 


Prolog: Mengapa Kita Butuh Bertaubat?

Pertama, haruslah kita memahami kedudukan kita di hadapan Allah dan hakikat keberadaan kita di dunia serta untuk apa kita diciptakan. Dan karena hidup kita ini adalah perjalanan menuju ke pengadilan akbar. Kemudian, bukankah banyak hak-hak Allah yang kita lalaikan, banyak hukum aturan Allah yang kita langgar, banyak dosa kesalahan (kecil dan besar) yang kita lakukan....

Sahl bin Abdullah berkata: Barangsiapa yang berkata bahwa taubat adalah tidak wajib maka ia telah kafir, dan barangsiapa yang menyetujui perkataan seperti itu maka ia juga kafir. Dan ia berkata: "Tidak ada yang lebih wajib bagi makhluk dari melakukan taubat, dan tidak ada hukuman yang lebih berat atas manusia selain ketidak tahuannya akan ilmu taubat, dan tidak menguasai ilmu taubat itu. (Di sebutkan oleh Abu Thalib Al Makki dalam kitabnya Qutul Qulub, juz 1 hlm. 179).

Sufyan Ats-Tsauri –rahimahullah– berkata, "Suatu hari aku duduk-duduk menghitung dosa-dosaku. Lalu aku berkata pada diriku, "Kau akan bertemu Allah, wahai Sufyan, Dia akan menanyakan padamu dosa demi dosa."
Bayangkanlah, siapakah Sufyan? Ia seorang imam atba’ tabi'in yang sholeh. Lalu berapa kali kita menghitung dosa yang kita lakukan?
Ia berkata lagi pada dirinya, "Inikah yang kau ingat, wahai Sufyan? Bagaimanakah yang Allah ingat, dan kau melupakannya? Bertaubatlah sebelum engkau bertemu Allah Subhaanahu wa Ta’ala."

#Beberapa ayat dalam Al-Qur’an al Kariim tentang taubat:

Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji (dosa-dosa besar yang akibatnya menimpa diri sendiri dan juga orang lain) atau mendzalimi diri sendiri, mereka segera ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji dan dhalimnya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

"Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taubah: 5)

"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki (dirinya), sungguh, Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119)

Kemudian datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal sholeh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” (QS. Maryam: 59-60)

Dan sesungguhnya, Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, dan beramal sholeh, kemudian Allah memberinya hidayah.” (QS. Thaha: 82)

"Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung." (QS. An-Nuur: 31)

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70)

Maka adapun orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal shalih, mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Qashash: 67)

"Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (kecuali dosa syirik). Sesungguhnya Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari adzab neraka.” (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 7)

"Dan barangsiapa tidak mau bertaubat, maka mereka itu termasuk orang yang berbuat dzalim." (QS. Al-Hujurat: 11)

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya, taubat yang sebenar-benarnya), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak akan mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya; sedang cahaya (iman dan amal sholeh) mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka ketika mereka berjalan; sambil mereka berkata (ketika orang-orang munafik meraba-raba dalam gelap-gelita), "Ya Tuhan kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan limpahkanlah ampunan kepada kami; Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim: 8)

#Beberapa hadits Rasulullah tentang taubat:

"Wahai manusia, mohon ampunlah pada Tuhan kalian, dan bertaubatlah. Maka aku memohon ampun dan bertaubat pada Allah seratus kali setiap hari." (HR. Bukhari dan Muslim).

Demi Allah, sungguh aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubuat kepada-Nya, lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Bukhari)

Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku biasa bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim)

Sungguh, Allah meluaskan “tangan”-Nya pada malam hari untuk memberi kesempatan dan menerima taubat dari hamba yang melakukan maksiat dan berbuat dosa di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk memberi kesempatan dan menerima taubat dari hamba yang melakukan maksiat dan berbuat dosa di malam hari, sampai kelak matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim)

"Sungguh, Allah membentangkan “tangan”-Nya setiap malam, agar orang yang berbuat dosa di siang hari mau bertaubat. Dan Dia juga membentangkan tangan-Nya di siang hari, agar orang yang berbuat dosa di malam hari mau bertaubat." (HR. Muslim dan Ahmad)

"Sesungguhnya Allah membuka "tangan"-Nya pada malam hari untuk memberikan ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada siang hari, dan membuka "tangan"-Nya pada siang hari, untuk memberikan ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada malam hari, (terus berlangsung demikian) hingga (datang masanya) matahari terbit dari barat (kiamat).” (HR. An-Nasai)

“Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama nyawa belum sampai di tenggorokan.” (HR. Ahmad)

"Seluruh kalian adalah pembuat salah dan dosa, dan orang yang berbuat salah dan berdosa yang paling baik adalah mereka yang sering bertaubat.” (HR. Ahmad)

Setiap manusia pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat” (HR. Tirmidzi)

Jika seorang manusia berbuat sebuah dosa, munculah sebuah noktah hitam di hatinya. Namun ketika ia berhenti dari maksiatnya, lalu memohon ampunan dan bertaubat, hatinya kembali mengkilap.” (HR. At-Tirmidzi)

Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama belum yu-ghor-ghir (ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan dan saat itulah batas waktu terakhir yang Allah tidak menerima lagi taubat hamba-Nya).” (HR. At-Tirmidzi)

"Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di tenggorokan (syakratul maut)." (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmizi)

Epilog: Niatkan Diri dan Segeralah Bertaubat

Syarat-syarat taubat :

1.     Ikhlas ingin bertaubat;
2.     Tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi;
3.     Menyesali atas perbuatan yang telah dilakukan;
4.     Harus mempunyai tekad kuatdi dalam hati untuk tidak melakukan dosa itu untuk selama-lamanya; dan
5.     Dikerjakan sebelum ajal tiba.

Beranikan dirimu untuk mengharapkan ampunan
Sebelum engkau mati dan lisanmu kelu
Bersegeralah bertaubat, sebelum ruh dikunci
Karena taubat adalah simpanan dan harta
Bagi orang baik yang kembali kepada-Nya

Dan Tuhan pun memanggil-manggil hamba-Nya untuk bertaubat. Beliau sangat mengharapkan hamba-hamba-Nya selamat. Maka siapakah yang bisa menghalang-halangi diri kita dari taubat, saudaraku? Kesempatan selalu dan selalu terbuka lebar, sebelum syakaratul maut! Sebelum ajal menjemput. Bersegeralah memohon ampunan seraya bertaubat sebelum semuanya terlambat.

Semoga bermanfa’at.

Wallahu a’lam bish-shawab.