Halaman

Jumat, 31 Desember 2021

Page 365 of 365

 PAGE 365 OF 365

“Sesungguhnya, tahun baru bukanlah (semata) berada dan terjadi di 1 Januari atau pada 1 Muharram. Ia berada dan terjadi di penyadaran diri dan kesadaran hati nurani yang terbimbing oleh taufiq dan hidayah yang musti diperjuangkan. Ia bersemayam pada kemauan ber-metamorproses; dalam kesungguhan mereformasi diri menjadi pribadi baru yang lebih benar, lebih baik, dan lebih indah.”
― Cak Ngisom

Image: https://www.istockphoto.com/

Time flies so fast
Today, December 31
Here, we are at the last page
The last day of 2021
Tomorrow, January 1
Sheet 1 of the next 365 days
We’ll open and read new pages
We’re going to find new chances
We have to face new challenges
Let’s write an awesome new chapter in our lives
Hence not the best year but we must be grateful
that this year has taught us a lot of lessons
We've learned a lot of life’s learning and living
Thank you 2021. See you 2022
Good bye 2021. Welcome 2022
Hoping and praying for a better, brighter and fruitful year ahead.
Wishing and in syaa Allah that we have the great days, peaceful mind, joyous heart, long of years more, happiness, healthiness, and successful life-love-and-career.
May Allah will always bless us and our family in all ways.

Kencong Barat, December 31, 2021

Mokh. Ngisom Musurur


Kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia.
Sementara masih banyak yang belum kita kerjakan.
Tidak boleh lengah dan terlena.
Jangan sibuk dengan hal yang tidak penting dan berbuat kesia-siaan.

Senin, 27 Desember 2021

Rehat Sejenak

REHAT SEJENAK

Mari kita rehat sejenak di sini. Di rumah bahagia tempat kita pulang selepas menjalani rutinitas kerja dan dinamika pekerjaan. Setelah menyusuri perjalanan panjang melelahkan, memang secara berkala kita perlu jeda. Kita butuh rehat sejenak. Kita sudah selayaknya memerlukan saat-saat itu; dimana kita bisa melepaskan penat dari rutinitas yang padat dan kerja yang menguras stamina. Jeda dan rehat itu bukan untuk berdiam diri dan nyaman rebahan tanpa berbermanfa’atan. Karena pekerjaan di satu dan lain sisi menanti dan mendesak diberestuntaskan. Sebab, kita memerlukan waktu khusus untuk terus menggali grand idea, menyusun kembali grand design, menentukan grand strategy, dan melakukan grand control.

Mari kita rehat sejenak. Kita butuh mengambil peluang itu untuk muhasabah dengan tenang. Menjaga jarak dengan diri untuk lebih mengenali siapa diri kita serta semakin mendekat dan mengenali Tuhan kita. Berkontemplasi, melihat ke diri, mawas diri, introspeksi, refleksi, evaluasi. Mengendap sejenak untuk memahami makna dan mengevaluasi amalan-amalan kita. Juga dalam rangka membedah kesalahan, kekhilafan, kelemahan, dan kekurangan diri kita demi pembenahan dan perbaikan kedepannya. Hari ini mesti lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok haruslah lebih baik daripada hari ini dan kemarin.

Di tengah jalan juang ini, kita memang perlu waktu rehat sejenak untuk merenung, menghayati, bersolilokui, serta menyelami relung hati terdalam dan telaga akal fikiran kita. Hal itu kita azzamkan untuk mengetahui apa yang sebenarnya kita butuhkan, apa yang murni kita perlukan, apa yang sejatinya kita dambakan. Guna memperoleh inspirasi imaji, mendapatkan gagasan dan pemikiran matang, menemukan inovasi dan kreatifitas aktual. Dan, bisa pula kita gunakan untuk merancang mimpi-mimpi besar untuk diwujudkan.

Insya Allah, rehat sejenak tidak sampai membuat kita tertinggal. Kadang rehat adalah waktu untuk mengambil ancang-ancang berlari kencang mengejar tujuan. Saat menghela nafas untuk melompat lebih tinggi. Kita memerlukan rehat sejenak ini, juga kita manfa’atkan untuk memupuk kemampuan adaptasi, menyusun keserasian, menata keselarasan, dan menjaga keseimbangan. Sejenak mengistirahatkan diri, membangun kekuatan agar tangguh menghadapi tantangan.

Saat rehat sejenak itu pula kita bisa men-charge ulang jasadiyah, fikriyah, ruhiyah kita dengan energi baru, tekad baru, harapan baru, keberanian baru, dan keyakinan baru. Pun juga kita gunakan untuk melakukan persiapan-persiapan untuk ayunan arah langkah-langkah mantap tegap kita ke depan. Disamping itu untuk merencanakan program agenda kegiatan demi kemajuan dan kesuksesan pada saat kekinian dan dimasa hadapan.

Kemajuan dan kesuksesan yang kita bangun itu hendaknya adalah kemajuan dan kesuksesan yang sifatnya tidak hanya individu. Namun kemajuan dan kesuksesan bersama. Nah, untuk keadaan yang berkemajuan dan meraih kesuksesan bersama itu mari kita bergerak dan membangun mulai dari diri kita sendiri untuk memudian membangun dan mengembangkan lembaga, organisasi, institusi kita. Dalam scope yang lebih luas lagi, kita lakukan untuk masyarakat, bangsa, dan negara kita ini. Dan usaha ini mesti kita kerjakan secara berjama’ah. Dengan semangat kolektif kolegial dan kolaboratif komunal. Tidak boleh nafsi-nafsi dan jangan berjalan sendiri-sendiri. Mari bersinergi. Moving, building, and developing togetherBersatu dan menyatu tidak hanya fisik raganya tetapi juga ruh jiwanya, akal fikiran dan hatinya juga. Hal itu kita dedikasikan untuk menjalankan misi, mewujudkan visi, tujuan, dan cita-cita bersama. Untuk meraih esensi, mencapai substansi, menuju hakiki.

Jalan dan perjalanan menuju pengejawantahan mimpi harapan, obsesi melunasi janji itu tidaklah pernah mudah dan bukanlah ringan. Sulit dan berat.

Wajib bagi kita meneguhkan niat dan mengukuhkan tekad. Keikhlasan, kesabaran, dan kesyukuran adalah prinsip dan sikap yang musti diamalkan tanpa penawaran. Menancapkan konsistensi, menajamkan komitmen, menegaskan integritas merupakan urgensi. Merawat keuletan, mengistiqomahkan ketekunan, memastikan kesungguhan, menggelorakan kegigihan adalah keniscayaan.

Dan selanjutnya, dengan kesempatan yang diberikan, mari kita gunakan untuk berkontribusi sepenuh sungguh dan mendedikasikan diri seutuh hati. Kesempatan yang berharga ini kita jadikan momentum pembaharuan, perubahan dan kebangkitan untuk keadaan dan peradaban lebih baik, lebih benar, lebih lurus, lebih indah dengan aksi-aksi atau kerja-kerja kongkrit di medan juang.

Menyudahi tulisan pendek ini, saya kutip baris akhir yang menggugah dan mengubah dari sajak W.S. Rendra 'Paman Doblang' yang lahir dari jeruji besi Penjara Guntur: "... dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata."

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa membimbing, memberikan petunjuk, menurunkan pertolongan, merahmati, memberkati serta meridhoi niat ibadah dan amal perjuangan kita. Aamiin…

Oleh: Mokh. Ngisom Musurur
Tulisan ini terselesaikan pada Senin, 27 Desember 2021, pukul 20:40 WIB
Di rumah yang semoga dianugerahi kesakinahan, ditaburi cahaya, dan dilimpahi kebahagiaan.

Minggu, 28 November 2021

PGRI DAN PERAN STRATEGIS MEMBANGUN GENERASI GEMILANG 2045 DI ERA MERDEKA BELAJAR


PGRI DAN PERAN STRATEGIS MEMBANGUN GENERASI GEMILANG 2045 DI ERA MERDEKA BELAJAR

Oeh: Mokh. Ngisom Musurur
(Guru UPTD SMP Negeri 2 Kunjang – PGRI Cabang Kecamatan Kunjang)



Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 25 November merupakan momentum mengevaluasi peran strategis PGRI. Dalam melakukan evaluasi, PGRI, organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya (AD ART PGRI, 2019) bisa merujuk pada Pembukaan UUD 1945, UUD 1945 Pasal 31, UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2005. Di dalamnya menjelaskan amanat konstitusional mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Bagaimana pun PGRI bersama guru adalah ujung tombak dalam mewujudkannya. Tetapi jalan dan prosesnya tidaklah mudah. Sarat permasalahan dan penuh tantangan seiring arus disrupsi teknologi dan inovasi serta gelombang perubahan zaman yang cepat, mengejutkan sekaligus memberikan peluang.

Permasalahan, tantangan dan apa yang harus diperjuangkan

Dengan memperhatikan tujuan pendidikan yang digariskan dalam konstitusi kita serta memperhatikan kenyataan empiris di bangsa kita, maka akan terdiagnosis adanya banyak masalah di bidang pendidikan bangsa ini. Ada gap (jurang pemisah) menganga di antara keduanya. Ini artinya terdapat permasalahan sekaligus tantangan yang membutuhkan perjuangan untuk menyelesaikannya.

Persoalan mendasar yang perlu dievaluasi dan dijadikan bahan refleksi salah satunya adalah sudahkah PGRI bersama guru benar-benar berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Seturut dengan itu, apakah PGRI bersama guru juga sudah nyata-nyata berjuang dengan sungguh-sungguh mewujudkan tujuan pendidikan, yakni: memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia. Fenomena yang teramati di lembaga-lembaga pendidikan kita, usaha meningkatkan iman, takwa, serta akhlak mulia masih lebih sekedar visi misi yang dalam implementasinya kurang kesungguhan dan kegigihan dalam mewujudkannya. Pendidikan kita orientasinya masih lebih menekankan bidang akademik atau ranah kognitif dan psikomotorik serta terjebak dalam urusan formalitas administratif belaka. Di lain sisi, telah terjadi kemerosotan akhlak pada bangsa kita, termasuk di kalangan pelajar atau peserta didik kita. Sedangkan persoalan akhlak dan adab mulia sangatlah penting karena ia menjadi pengantar sekaligus kunci meraih keberkahan ilmu (Imam Az-Zarnuji, 2020: 40). Dalam Reformasi Pemikiran Pendidikan Kita (2020: 265), Fatih Madini mengemukakan bahwa realitasnya, iman, taqwa, dan akhlak mulai tidak lagi dijadikan tolak ukur dan standar kelulusan di setiap jenjang pendidikan.

Permasalahan lain di dunia pendidikan kita yang membutuhkan peran perjuangan PGRI dalam mencari solusinya antara lain adalah: kebiasaan mark-up atau katrol nilai. Borok di tubuh pendidikan yang bertajuk ‘katrol nilai’ ini kalau tidak segera dihentikan akan berdampak pada penurunan kualitas output dan outcome pendidikan kita.

Belum lagi masalah rendahnya kualitas SDM Indonesia sebagai hasil proses pendidikan. Beberapa lembaga survei internasional masih menempatkan kualitas pendidikan Indonesia di urutan bawah. Di dalam opini Emil Salim Tantangan Pendidikan Bangsa di Kompas (28/5/2021) dituliskan hasil penilaian Programme for International Students Assessment (PISA) yang menilai “kemampuan literasi membaca, matematika dan sains” yang diselenggarakan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi. Selain itu, penilaian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) sebagai penilai internasional untuk pengetahuan matematika dan sains yang dilakukan oleh Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan. Dalam kedua penilaian tersebut dari 79 negara yang dinilai, Indonesia masih berada di kelompok lima negara terbawah. Krisis pendidikan yang dialami Indonesia kini, makin diperparah oleh krisis akibat Pandemi Covid-19. Hal ini dikhawatirkan menyebabkan learning loss atau hilangnya pengetahuan dan keterampilan atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu.

Yang juga menjadi masalah pelik pendidikan kita, yaitu: gaji guru honorer ‘murni’ di semua jenjang dan satuan pendidikan dari TK dan RA s.d. SMK dan MAK yang masih jauh dari layak, rencana pemungutan pajak pertambahan nilai (PPN) dari lembaga pendidikan yang kontra dengan amanat konstitusi dan pasti membebani masyarakat terutama warga miskin. Kemudian persoalan tidak lagi diangkatnya guru dalam skema ASN/PNS melainkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ada lagi masalah pendidik atau guru yang belum sepenuhnya memahami substansi kurikulum dan penerapannya.

Selain itu, permasalahan yang harus diperhatikan serius pula oleh PGRI bersama guru adalah masalah penyalahgunaan ‘gadget’, narkoba, terpaparnya pornografi dan pornoaksi oleh peserta didik kita, serta pergaulan bebas berkedok ‘pacaran’ yang dilakukan oleh kalangan pelajar dan mahasiswa; LGBT, useless dan hate speech di media sosial, tawuran antar pelajar, dan masih banyak lagi permasalahan lainnya.

Masalah krusial tersebut di atas kalau tidak segera diupayakan jalan keluar yang tepat akan berdampak buruk bagi kecerdasan spiritual, sosial, emosional, serta intelektual, serta masa depan generasi kita. Apalagi jangan sampai terjadi lost generation yang sama-sama kita tidak inginkan. Oleh karena itu menurut penulis, sebagai langkah solutif, PGRI bersama guru dengan semangat merdeka belajar harus memperjuangkan dilakukannya reformasi sistem pendidikan berdasarkan konstitusi dan berbasis akhlak mulia untuk membangun generasi gemilang. Payung hukumnya sudah ada. Tinggal membutuhkan kebijakan, good will dan political will untuk bebar-benar mengamalkan secara nyata.

Era Merdeka Belajar dan Harapan Menuju Generasi Gemilang 2045

Pada tahun 2045 nanti, kemerdekaan bangsa Indonesia akan memasuki usia kemerdekaan 100 tahun. Para elite bangsa Indonesia harus memiliki kepemimpinan dan blue print atau grand design bagaimana Indonesia menjadi bangsa yang berkemajuan dan berperadaban luhur. Di era merdeka belajar kini, PGRI bersama para guru yang memiliki peran strategis dan bersinergi dengan seluruh stakeholder pendidikan mesti bergerak, berjuang memberi solusi bagi permasalahan pendidikan yang ada.

Dengan spirit merdeka belajar dan komitmen tinggi mempersiapkan generasi Indonesia 2045 di mana populasi usia produktif yang melimpah harus menjadi bonus demografi bukan bencana demografi. Kita semua dengan segala daya upaya berharap lahirnya generasi gemilang sebagai hadiah ulang tahun satu abad kemerdekaan Indonesia pada 2045 nanti dapat terwujud. Menjadi generasi emas jangan generasi cemas, generasi berprestasi bukan generasi frustasi. Generasi gemilang, tidak generasi pecundang.

Melalui reformasi sistem pendidikan yang benar serta peran PGRI dan para guru yang sholih, berakhlak mulia, cerdas, kreatif, inovatif, belajar merdeka, dan memiliki spirit merdeka belajar serta ikhlas mengabdi untuk bangsanya akan sangat memberi kontribusi dan menjadi kunci mewujudkan generasi gemilang 2045. Generasi yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Generasi berprofil Pancasila dan berwawasan kebangsaan.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan perjuangan serta doa, kita yakin bisa mewujudkannya.
Selamat HUT ke-76 PGRI dan Hari Guru Nasional 2021.
Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan.
Bangkit Guruku, Maju Negeriku.
Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Hidup Guru!, Hidup PGRI!, Solidaritas! Yes!

Senin, 30 Agustus 2021

Contoh Naskah Dialog dan Video Penugasan KD 4.1 (Kompetensi Keterampilan): Asking for and Giving Suggestion

The second assignment of Basic Competence 4.1
(Skills Competency): Writing a dialogue manuscript and making video in line with the topic "Asking for and giving suggestions"

Name                      :   Mokh. Ngisom Musurur and Kholisatul Adhiyah
School                     :   UPTD SMP Negeri 2 Kunjang
Grade                      :   VIII-I
Presence Number   :   17 and 27

A.  The Manuscript of Dialogue

Title : Asking for and giving suggestion when we are sleepy

Ngisom    :   Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh. Good morning, Bu Adhiyah.

Adhiyah   :   Wa'alaykumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh. Good morning, Pak Ngisom. //
Please come in and sit down, Pak Ngisom.

Ngisom   :   Thank you, Bu Adhiyah. //
Anyway, how are thing with you?

Adhiyah   :   Just fine, thanks.

Ngisom    :   Um..., Bu Adhiyah, you look so tired. Did you get enough sleep last night?

Adhiyah   :   Not really; I only slept for four hours last night because I was staying up all night doing my homework. I’m so sleepy now. Do you know what I should do to not get sleepy when doing Work from Home?

Ngisom    :   According to me, you should try drinking a lot of water. I heard that it helps because it gives you the oxygen so you won’t get sleepy. On the other hand, you should take ablution water. You should also sit in a place where the air is fresh. That way, you won’t be able to sleep when you are Working from Home. 

Adhiyah   :   I think I will do your suggestions. Thank you for your suggestions. 

Ngisom   :   By the way, the purpose of my coming here is to bring back the book that I have borrowed two weeks ago. I will return this book. Here you are.

Adhiyah   :   All right, thank you. Hopefully, this book will be useful.

Ngisom    :   You're welcome. Allah willing. //
             Em..., I'm sorry, I have to go to school right now for joining Webinar via zoom meeting. 

Adhiyah   :   It's okay. Be careful, please.  

Ngisom   :   Alright, see you again then.

Adhiyah   :   See you later.

Ngisom   :   Good morning and assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh

Adhiyah   :   Good morning and wa'alaykumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh.


Translation into Indonesian:

Ngisom    :   Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan rahmat serta keberkahan-Nya untukmu. Selamat pagi, Bu Adhiyah.

Adhiyah   :   Dan, semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah juga kepadamu. Selamat pagi, Pak Ngisom. //
Silakan masuk dan duduk, Pak Ngisom.

Ngisom   :   Terima kasih, Bu Adhiyah. //
Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Anda?

Adhiyah   :   Baik-baik saja, terima kasih.

Ngisom    :   Em..., Bu Adhiyah, Anda kelihatan lelah sekali. Apakah Anda cukup tidur semalam?

Adhiyah   :   Tidak juga; saya hanya tidur selama empat jam semalam karena saya lembur mengerjakan tugas. Saya sangat mengantuk sekarang. Apakah Anda tahu apa yang sebaiknya saya lakukan untuk tidak mengantuk ketika melaksanakan Bekerja dari Rumah?

Ngisom    :   Menurut saya, Anda sebaiknya mencoba meminum banyak air. Saya dengar itu membantu karena memberikan oksigen agar Anda tidak mengantuk. Disamping itu, Anda seharusnya mengambil air wudhu. Anda juga sebaiknya duduk di tempat yang udaranya segar. Dengan begitu, Anda tidak akan mengantuk ketika Anda melaksanakan Bekerja dari Rumah.

Adhiyah    :   Saya pikir saya akan melakukan saran Anda. Terima kasih atas saran Anda.

Ngisom   :   Ngomong-ngomong, kedatangan saya ke sini ini bermaksud untuk mengembalikan buku yang telah saya pinjam dua minggu yang lalu. Ini bukunya saya kembalikan.

Adhiyah   :   Baik, terima kasih. Semoga bukunya memberikan manfa'at.

Ngisom   :   Terima kasih. Semoga Allah mengizinkan. //
Em..., mohon ma'af, saya harus pergi ke sekolah sekarang untuk mengikuti Webinar melalui zoom meeting.

Adhiyah    :   Iya, baik. Tolong hati-hati, ya.

Ngisom   :   Baik, sampai ketemu lagi nanti.

Adhiyah   :   Sampai berjumpa kembali nanti.

Ngisom   :   Selamat pagi dan semoga Allah melimpahkan keselamatan dan rahmat serta keberkahan-Nya untukmu.

Adhiyah    :   Selamat pagi dan semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah juga kepadamu.

B.  The Video of Dialogue

Title : Asking for and giving suggestion when we are sleepy