Halaman

Selasa, 12 Desember 2023

PASIR ~ TIGAPAGI

Pasir



Lagu: Tigapagi
Syair: Sigit Agung Pramudita

Pasir ini erat kugenggam.
Tak tersisa sebutir di telapak tangan.
Jika ia tak sanggup lagi menghakimi.
Mungkin hanya waktu yang dapat mengadili ia.

Andai jarum dapat kuhalang.
Tak akan terbuang detik akan kudulang,
Dan akan kutuang dalam ruang tak bertulang.
Namun kini kulebih memilih tuk pulang.

Ku pulang pun tak kunjung hilang.
Menjadi bayang, menghadang, lalu menyerang.
Sekonyong datang, lalu hilang, lalu datang, hilang,
Selalu datang-hilang, lalu datang, lalu hilang.

Pasir, aku lelah mengukir.
Ku terusir tersingkir.
Pasir, tak terukur, kau gugur teratur.
Aku terkubur tersungkur.



Tigapagi - Pasir [Video Lirik] 🎶

Tigapagi Pasir (Audio) 🎶
wahyu satya https://youtu.be/-6KNpsVosoA?si=wAVIuDm9fPJJKhQV

 Tigapagi - Pasir (Live at Folk Music Festival 2016) ðŸŽ¶

 Pasir - Tigapagi feat Cholil Efek Rumah Kaca (Live at Folk Music Festival 2018) ðŸŽ¶

Tigapagi The Band https://www.youtube.com/@TigapagiTheBand 🎼

Senin, 04 September 2023

Meninggalkan dan Mencegah Tumbuhnya Akhlaq Tercela

 

MENINGGALKAN DAN MENCEGAH TUMBUHNYA AKHLAQ TERCELA
Oleh: Mokh. Ngisom Musurur

Akhlak tercela harus ditinggalkan dan dicegah dari kesadaran dan keinsyafan diri untuk tidak melakukannya.

Selama manusia hidup di dunia, diperhadapkan dengan dua sisi perbuatan yang saling bertolak belakang (paradoks), yaitu akhlaq terpuji dan tercela, fa-alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa (diilhami kepada jiwa kefasiqan/keluar dari keta’atan/durhaka/ dan ketaqwaan/ta’at/waspada).

Akhlak terpuji akan mengantarkan seseorang pada kebaikan dalam kehidupan. Bagi orang Islam, akhlaq terpuji tidak hanya memengaruhi kebaikan dunia, namun juga untuk kehidupan di akhirat.

Sebaliknya, akhlak tercela justru mengantarkan seseorang untuk melakukan perbuatan buruk. Akhlaq tercela tersebut kesemuanya berakibat kerugian, bagi orang lain dan pelakunya, kecelakaan dan adzab bagi pelakunya.

Macam-Macam Akhlak Tercela yang wajib ditinggalkan dan dicegah.

Contoh dari akhlak ini, antara lain seperti: futur/malas, hasad (iri/dengki), dendam, ghibah/menggunjing aib orang lain, fitnah, hingga namimah/mengadu domba, berbohong/menipu, khianat, riya’/pamer amal, sum’ah/menceritakan amal (mencari pujian manusia dan ber’amal bukan karena Allah), ‘ujub/terlalu mengagumi/membanggakan diri, angkuh/takabbur/sombong.

Ini kita paparkan ke permukaan untuk peringatan bagi kita untuk tidak melakukannya. Menjadi pelajaran yang semoga memberi manfa’at, melahirkan hikmah dan membawa kepada berkah.

Kita fokus membahas sekilas tentang akhlaq tercela angkuh/takabbur/sombong.

Meninggalkan akhlaq tercela bukanlah daya dan upaya, ikhtiar dan usaha yang mudah. Ini merupakan salah satu tugas dan kewajiban kita yang sangat berat.

Butuh komitmen, integritas, sinergi, kolaborasi, kerja sama, daya upaya yang sungguh-sungguh, ikhtiar dan usaha yang satu visi dan berjama’ah melalui dan dalam kegiatan ta’lim (pengajaran), tadris (mengaji/mengkaji ilmu lebih mendalam), tarbiyyah (mendidik/menjaga/mengurus/mengasuh/memelihara/membimbing/memimpin), tahdzib (pembinaan akhlak) ta’dib (membanguan dan memantabkan akhlaq dan adab) yang terencana, terprogram, dilaksanakan secara terstruktur, tersistem, simultan, terintegrasi, holistik, komprehensif, menyeleruh, utuh.

Sekolah ini adalah tempat melanjutkan tugas dan perjuangan para Nabi dan Rosul dalam menyampaikan risalah, menegakkan dienullah, memperbaiki akhlaq.

Mari kita semua berazzam/berniat/bertekad mencegah dan meninggalkan akhlaq yang buruk dan tercela serta memperbaiki akhlaq yang terpuji dan mulia sehingga kita memiliki husnul khuluq/ akhlak yang baik, matinul khuluq/akhlaq yang kokoh, akhlaqul karimah/akhlaq mulia, menjadi manusia yang khairunnaasi anfa’uhum linnaasi dan khairu ummat yang dilimpahi rahmat dan keberkahan, mendapatkan ridho Allah, dianugerahi cinta, kasih, dan sayang Allah.

Minggu, 21 Mei 2023

Ibu, Cinta dan Reformasi

IBU, CINTA DAN REFORMASI


ibu, tak bisa aku ungkapkan
sekedar dengan kata-kata
seberapa besar cintaku kepadamu
sedang beban rindunya saja
betapa berat aku menyangganya
tetapi justru dengan beban rindu yang berat
jiwa dan azzamku tumbuh kokoh kuat
cintaku menjelma do'a, munajat dan azimat

ibu, jika cinta adalah sebuah reformasi
maka, kuniatkan diriku menjadi pejuang
untuk memenuhi janji kemerdekaan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, sejahtera
meski harus kubayar dengan luka dan air mata
namun aku memiliki keyakinan, ibu
bahwa kita sebagai entitas bangsa dan negara
in syaa Allah, dianugerahi keberkahan dan jiwa bahagia

Mokh. Ngisom Musurur, 21 Mei 2023

Sumber puisi pada flyer: Dari Sang Penyair, Buku Puisi-Puisi Teguh Esha “INDOSARA”, Penerbit: Teguh Esha, Sponsor: Hariman Siregar and InDEMO (Indonesian Democracy Monitor), Jl. Lautze, No. 62 C, Jakarta Pusat, Cetakan ke-1, Desember 2015, hal. 16.

Artikel tambahan yang menarik dibaca dan perlu:
Reformasi Belum Selesai!
Di Bawah Bendera Reformasi
⇒ https://issuu.com/tifafoundation/docs/di_bawah_bendera_reformasi_1998