Halaman

Selasa, 21 Mei 2013

Catatan Singkat Memperingati 15 Tahun Orde Reformasi

REFORMASI YANG TIDAK MENGAKAR DAN KEBABLASAN
Oleh: Mokh Ngisom Musurur (@mokh_ngisom_msr)

Kekuasaan yang dikangkangi rezim otoritarianisme dan fasisme yang berkuasa lebih dari tiga dasa warsa tumbang. Rezim ‘Orde Baru’ dengan icon nya Soeharto lengser. Lalu lahirlah anak kandung sejarah Ibu Pertiwi bernama ‘Reformasi’ yang menyejarah. Dan orde reformasi kini sudah berlangsung dan berjalan 15 tahun.

Reformasi yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata tentu saja bertujuan melakukan kerja-kerja perubahan dan perbaikan ke arah lebih baik dan benar meliputi segala hal, berupa sistem, mekanisme, aturan, kebijakan, tingkah laku, kebiasaan, cara-cara, atau praktik. Sayangnya spirit reformasi dengan cita-citanya yang murni pelan-pelan dimanipulasi. Agenda reformasi tinggal catatan sejarah dan terkesan dikhianati. Perjalanannya yang belum mencapai keberhasilan, tiba-tiba berhenti dan mati suri.



Photo: http://www.indonesiamedia.com/

Pada perjalanan kurun waktu berikutnya, amanat reformasi pelaksananya lupa akarnya dan tidak mengakar serta arahnya sudah tidak on the right track dan kebablasan. Telah tercerabut dari akarnya karena melupakan ruh reformasi; dan kebablasan karena gerak langkahnya jauh melenceng dari cita-cita reformasi. Masyarakat kelas bawah dan cita-cita penyejahteraan dan keadilan sosial terabaikan. Visi dan misi menjadikan bangsa Indonesia yang diberkahi Allah Ta'ala, adil, beradab, bermartabat, mandiri, dan sejahtera masih jauh api dari panggang. Sistem ekonomi pembangunannya kapitalisme liberal dan sistem politik pemerintahannya pun cenderung oligarkis dan predatoris.

Kata reformasi digadaikan, hanya diperdagangkan dengan harga jual rendah dan murah. Reformasi diperkosa menjadi sekedar jargon dan diperdaya menjadi sebatas slogan. Ia hanya dikumandangkan untuk memenangkan pertarungan politik, kepentingan sempit segelintir orang dan kelompok, dan memoles citra.

Supremasi hukum belum tegak, penegakan hukum tidak berlaku adil dan tebang pilih. Kejahatan kemanusiaan, tindak kekerasan, kasus penghilangan orang, dan pembunuhan aktivis proses peradilannya kabur di tengah jalan tanpa jelas ujung pangkalnya. Pemberantasan dan penuntasan kasus-kasus KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) masih setengah hati, dan bahkan praktiknya semakin menjamur merajalela di sana sini. Semakin hari, kejahatan ekonomi semakin marak terjadi. Ditambah lagi kian rusaknya budaya demokrasi yang jauh dari hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan merosotnya peradaban politik yang berkeadilan dan berperikemanusiaan. Otonomi berubah menjadi kerajaan-kerajaan dan penguasa-penguasa kecil di daerah.

Harusnya Indonesia dengan para pengendali dan pengemudi yang telah diberikan amanah dan kepercayaan benar-benar memanfaatkan momentum reformasi ini. Jangan sampai usaha dan perjuangan rakyat semesta bersama mahasiswa yang berdarah-darah dan berapi-api dalam memperjuangkan reformasi ini menjadi gagal dan sia-sia.

Kalau sudah begini kita warga bangsa yang masih memiliki cinta kasih sayang, pikiran bersih hati nurani jernih, keikhlasan bekerja, jujur, adil sikapnya, amanah, cerdas, berintegritas, berkomitmen, peduli, idealis, sadar akan tanggung jawab memperbaiki negeri dan menginginkan Indonesia tidak terjungkal menjadi negara gagal untuk segera turun tangan lebih keras dan hebat lagi untuk mengembalikan agenda dan ruh reformasi. Ayo bangkit dan siapkan energi untuk revolusi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar